A. Latar belakang
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis
agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang
berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang
berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah
demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan
berubah menjadi binatang ekonomi.Terjadinya perbuatan tercela dalam
dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya,
makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya
alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh
pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis.Secara sederhana etika
bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis
sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang
dijalankan.
Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang
bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi
meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan
dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan
dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi
hukumyang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari
pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha
dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha
melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena
peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian
yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi
pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah
buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di
pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang
mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak
memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
B. Rumusan Masalah
A. A. Benturan kepentungan (conflict of Interest)
B B Etika dalam tempat kerja
C. C. Akuntabilitas social
D. D. Manajemen krisis
PEMBAHASAN
A. Benturan kepentingan (conflict of Interest)
8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut:
1.
Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau
berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau
pesaing (competitor).
Contoh:
Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian
bahan baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan
aktifitas pemasok lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari usaha
yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia bekerja.
2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan
tempat dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk
sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.
3.
Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih
ada hubungan keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol
oleh personal tersebut.
Contoh:
Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya
untuk dapat menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus
melewati tahapan recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
4.
Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai
pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi
dari personal yang masih ada hubungan keluarga
Contoh:
Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap
anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja
dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang
dilaporkan oleh manajer tersebut.
5.
Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia
perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli
atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang didasarkan atas
informasi rahasia tersebut
Contoh:
Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang
bergerak dibidang usaha yang sama.
6. Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh:
Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan, tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan
kendaraan tersebut untuk berekreasi ke suatu tempat.
7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan
Contoh:
Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan
harga yang telah dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan
yang besar.
8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.
Contoh:
Seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada manajer investainya
tentang efek yang diperdagangkan yang dimana informasi tersebut tidak
disediakan oleh emiten, dan orang dalam tersebut melakukan transaksi
atas efek perusahaan tersebut.
B. Etika dalam tempat kerja
Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis, serta untuk memberi citra positif pada perusahaan tempat Anda
bekerja. Meski ada sekelompok orang yang lebih mementingkan ketrampilan
teknis dan kecerdasan, namun sekarang makin banyak perusahaan yang lebih
memilih karyawan yang mampu bertata krama dengan sejawat, terlebih pada
klien. Seperti kata John Rockefeller (industriawan terkemuka Amerika di
era-1870-an, pendiri cikal bakal Exxon Mobile), “Kamampuan bertata
krama terhadap orang lain akan saya nilai lebih tinggi daripada
kemampuan-kemampuan lain”.
Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti bersikap sebagai
seorang yang tahu segalanya atau mengoreksi kesalahan orang lain. namun
suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan memperlakukan mereka dengan
sopan dan baik.
Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada beberapa yang perlu Anda cermat:
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda.
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda.
Bila
budaya kerja perusahaan tempat Anda bekerja bersifat santai dan kasual,
jangan mengenakan suits mahal dari butik perancang italia. Hal ini
disamping akan membuat Anda ‘berbeda’ juga dimungkinkan menimbulkan
kecemburuan sosial dari rekan-rekan sejawat Anda. Jadi bagian dari
mereka.
2. Hormat Senior Anda dan lakukan sebagaimana mestinya tanpa bersikap berlebihan.
Banyak perusahaan punya tingkat hierarki sendiri, pelajari dan
sesuaikan sikap Anda pada tiap tingkatan. Misal: Jangan anggap bos
seperti teman bermain atau bercanda.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
Meski Anda bekerja dengan banyak orang, Anda harus tahu secara pasti
batas-batas pribadi mereka Jangan sok akrab dengan melakukan pendekatan
yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan luwes. Kenali perbedaan
pendapat tentang agama, politik, moral serta gaya hidup masing-masing
orang, tapi jangan paksakan apa yang menjadi keyakinan Anda.
5. Tangani Beban Kerja Anda
Tanpa perlu melimpahkannya pada orang lain. Stres memang tidak dapat
dihindari, namun saat mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal
yang lebih positif, tanpa perlu marah atau membentak rekan kerja Anda.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor.
Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan tinggi sekalipun, bukan berarti
Anda dapat memerintah bawahan dengan sewenang-wenang. Karena semua orang
berhak dihormati dan didengar pendapatnya.
7. Tidak Semena-mena Menggunakan Fasilitas Kantor
Perlu
Anda ketahui bahwa peralatan kantor disediakan untuk memudahkan kerja
banyak pihak, jadi rawatlah baik-baik semua fasilitas yang Anda pakai.
Dan hindari penggunaan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi.
Misalnya, menggunakan mobil dinas untuk keperluan-keperluan kantor dsb.
C. Akuntabilitas sosial
\
Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif
antara warga negara dengan pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja
pejabat publik, politisi dan penyelenggara pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a.
Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat
bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang
berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
c.
Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat
menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan
keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah
satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu
kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri
dari atas tiga langkah, diantaranya:
1.
Menentukan biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan
faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan
dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan
mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaatSaat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaatSaat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
3.
Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.Tanggung Jawab Sosial
BisnisDunia bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak
bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada suatu
tanggungjawab social yang dipikul oleh bisnis. Banyak kritik dilancarkan
oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis
hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan
harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab bisnis
adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya.Dalam
dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan
tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi
jika dilandasi dengan moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika
bisnis itu sendiri, karena masalahnya nilai etika hanya ada di dalam
hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali intern dalam hati,
berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi
bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi
oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan
memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam duniawi
maupun akhirat.
D. Manajemen Krisis
Manajemen
krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang
dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal.
Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan
perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang
ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.Kejadian
buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam
bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi
(kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang
mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan
proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang
segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis
management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate
discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap
sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu
meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas
akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.
Aspek dalam
Penyusunan Rencana BisnisSetidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita
perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap. Yaitu
tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (emergency respon.
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan6. Manajemen krisis (crisis management).Penanganan Krisis Pada
hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk
tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah
mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian
menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang
berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk
mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus
menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang
diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi. Dalam
menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin
mesti mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis.
Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis.
Mintalah dukungan dari semua orang, dan tunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik. Tenangkan hati
mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam mencari
dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh manajemen perusahaan adalah
situasi krisis yang melanda perusahaan. Berbagai contoh krisis
perusahaan adalah kasus penyedap makanan Ajinomoto yang diduga terbuat
dari bahan berasalah dari babi. Sebelumnya pernah juga terjadi krisis
yang melanda pabrik biskuit dari pabrik susu yang terkait dengan isu
biskuit beracun dan isu pengunaan lemak babi.Kedua
masalah tersebut telah berkembang menjadi isu nasional dan telah
melibatkan banyak pihak di dalam penanganannya. Implikasi dari kedua
masalah tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap perusahaan besar,
tetapi juga telah membuat perusahaan kecil dan pedagang kecil ikut
merasakan akibatnya. Sekian banyak pengangguran yang terjadi, dan sekian
banyak produk yang tidak laku dijual.
Disamping masalah yang sangat besar seperti contoh di atas, tidak
jarang perusahaan dilanda oleh masalah yang implikasinya hanya terbatas
pada ruang lingkup satu perusahaan saja. Beberapa contoh krisis yang
dihadapi perusahaan adalah :
1) masalah pencemaran lingkungan oleh pabrik.
2) masalah unjuk rasa oleh pekerja.
3) masalah produk yang tidak bisa dipasarkan.
4) masalah kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang berkaitan dengan izin usaha.
Ø Definisi Krisis.
Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang
dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti berikut :
- Intensitas permasalahan akan bertambah.
- Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.
- Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
- Masalah menganggu nama baik perusahaan.
- Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan.
- Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.
- Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
Ø Level Perkembangan Krisis.
Suatu krisis menurut pendapat Steven Fink (1986) dapat dikategorikan kedalam empat level perkembangan, yakni :
1. Masa pre-krisis
Suatu krisis yang besar biasanya telah didahului oleh suatu pertanda
bahwa bakal ada krisis yang terjadi. Masa terjadinya atau munculnya
pertanda ini disebut masa pre-krisis.Seringkali tanda-tanda ini oleh
karyawan yang bertugas sudah disampaikan kepada pejabat yang berwenang,
tetapi oleh pejabat yang berwenang tidak ditanggapi. Oleh karena
sipelapor merasa laporannya tidak ditanggapi dia ikut diam saja. Bila
keadaan yang lebih buruk terjadi dia lebih baik memilih diam daripada
laporan dia tidak ditanggapi.
Kasus terjadinya kebocoran gas racun pabrik Union Carbide di
Bhopal, India (terkenal dengan nama tragedy Bhopal) yang merenggut
lebih dari 2000 jiwa, telah diantisipasi oleh petugas. Kebocoran yang
terjadi di pabrik Union Carbide di tempat lain tidak diteruskan ke
pabrik di Bhopal. Laporan yang tidak disampaikan itu menyebabkan
terjadinya malapetaka tersebut.Cukup sering terjadi, malapetaka yang
besar sudah deketahui gejalanya oleh orang yang berwenang, tetapi
didiamkan saja tanpa diambil tindakan. Kalau sekiranya tindakan koreksi
segera diambil maka kejadian yang akibatnya fatal tersebut dapat
dihindarkan. Mengatasi krisis yang paling baik adalah disaat pre-krisis
ini terjadi.
Seringkali suatu krisis sudah diantisipasi bakal terjadi,
namun tidak ada cara untuk menghindarinya. Misalnya kasus kapal di laut
yang akan dilanda oleh topan, dan tidak ada jalan keluar kecuali
menghadapi topan tersebut. Namun oleh karena sudah diantisipasi
terjadinya, sang nakhoda akan lebih siap menghadapi krisis tersebut.
Misalnya mengarahkan kapalnya ke batu karang. Dari contoh ini kita dapat
menarik pelajaran bahwa menghadapi krisis yang tidak terelakkan bila
kita sudah tahu, kita akan lebih siap.
2. Masa Krisis Akut (Acute stage).
Bila pre-krisis tidak dideteksi dan tidak diambil tindakan yang sesuai
maka masa yang paling ditakuti akan terjadi. Kasus biskuit beracun
setelah korban berjatuhan, misalnya cepat sekali mendapat sorotan media
massa sebagai suatu berita yang hangat dan masuk halaman pertama.
Keadaan yang demikian akan menimbulkan suasana yang paling kritis bagi
perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang produknya tercemar racun.
Informasi tersebut berkembang dengan cepat dikalangan masyarakat dari
mulut ke mulut. Setelah itu berkembang masalah baru berupa ‘rumor’ bahwa
banyak makanan lain yang ikut tercemar.
Beberapa bahan makanan yang dilaporkan tercemar racun adalah
minyak goreng, bakso, bakmi, rokok, dan beberapa jenis jajanan pasar.
Memang isu keracunan ini akan merembet ke makanan yang sejenis Hal ini
disebut dengan proses generalisasi. Fenomena generalisasi ini juga
terjadi pada pabrik yang mempunyai cabang di tempat lain, atau pabrik
yang memproduksi barang yang hampir sama.
Pada masa krisis akut ini tugas utama perusahaan adalah
menarik produk secepat mungkin agar tidak ada lagi korban yang menjadi
korban produk. Pada masa ini tugas perusahaan bukanlah diprioritaskan
untuk mencari penyebab kenapa masalah itu terjadi. Tetapi tugas pokoknya
adalah mengontrol semaksimal mungkin agar jatuhnya korban dapat
ditekan.Masa krisis akut ini jika dibandingkan dengan masa krisis kronis
jauh lebih singkat. Tetapi masa akut adalah masa yang paling
menegangkan dan paling melelahkan anggota tim yang menangani krisis.
3. Masa kronis krisis.
Masa
ini adalah masa pembersihan akibat dari krisis akut. Masa ini adalah
masa ‘recovery’, masa mengintrospeksi kenapa krisis sampai terjadi. Masa
ini bagi mereka yang gagal total menangani krisis adalah masa
kegoncangan manajemen atau masa kebangkrutan perusahaan. Bagi mereka
yang bisa menangani krisis dengan baik ini adalah masa yang
menenangkan.Masa kronis berlangsung panjang, tergantung pada jenis
krisis. Masa kronis adalah masa pengembalian kepercayaan publik terhadap
perusahaan.
4. Masa kesembuhan dari krisis.
Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan
sediakala. Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis
dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk
menghadapinya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa kode etik
profesi merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di
atur sesuai dengan profesi masing-masing. Hanya kode etik yang
berisikan nilai-nilai dan cita-cita di terima oleh profesi itu sendiri
serta menjadi tumpuan harapan untuk di laksanakan dengan tekun dan
konsekuen. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari
atas yaitu instansi pemerintah karena tidak akan di jiwai oleh cita-cita
dan nilai hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
B. Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di lakukan adalah :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik profesi.
wah gila keren abis pembahasannya. lengkap banget :D
BalasHapus